Desa Banjar Mengalami Kebanjiran Dan Terdapat 60 Rumah Yang Sudah Terdampak Banjir

Pada dini hari Kamis (26/9/2024), sekitar 60 rumah di Desa Banjaran, Kecamatan Adiwerna, Kabupaten Tegal terendam banjir. Kejadian ini terjadi sekitar pukul 00.30 WIB.

Banjir di RT 3, 4, dan 5, RW 1 Desa Banjaran telah mencapai ketinggian sekitar setinggi lutut orang dewasa atau bahkan satu meter.

Sebagai akibatnya, beberapa warga terpaksa mengungsi ke masjid atau menginap di rumah kerabat yang berada di ketinggian yang lebih tinggi.

Banyak warga yang berjuang melawan banjir pada jam-jam malam untuk mencegah air masuk ke dalam rumah mereka.

Salah satu penduduk di RT 5, Romadhon (51), mengatakan bahwa wilayahnya rentan terkena banjir ketika hujan deras selama setidaknya satu jam.

“Ketika hujan deras mengguyur selama satu jam, ada kemungkinan besar bahwa wilayah kami akan tergenang air. Ini sudah menjadi hal yang biasa,” seperti yang diungkapkan oleh Romadhon ketika ditemui oleh Tribunjateng.com pada dini hari Kamis (26/9/2024).

Pada pukul 21.00 WIB pada tanggal 25 September, hujan deras mulai membasahi Desa Banjaran dan sekitarnya, seperti yang diceritakan oleh seorang saksi mata.

Romadhon melaporkan bahwa pada pukul 22.10 WIB, air hujan telah membanjiri sebagian wilayahnya dan masuk ke pemukiman penduduk.

Banjir yang disebabkan oleh meluapnya air hujan dapat dengan mudah menyebabkan kerusakan di pemukiman warga karena ada sungai dan saluran yang mengalami pendangkalan di wilayah tersebut.

“Banjir sering terjadi di tiga RT ini karena datarannya lebih rendah dari RT lainnya di RW 1. Saya juga berpartisipasi dalam kegiatan Siskamling,” tambahnya.

Dari laporan yang dia berikan, banjir di wilayahnya mencapai hampir satu meter sebelum akhirnya surut.

Meskipun banjir surut, hujan tetap turun pada pukul 00.10 WIB dini hari yang tidak berdampak apa-apa.

Menurut Romadhon, di tiga RT ini terdapat sekitar 80 rumah. Namun, saat Siskamling malam hari dilakukan, sekitar 60 rumah mengalami banjir parah.

Meskipun sudah tengah malam, dia merasa tidak terlalu terganggu oleh banjir yang menggenangi rumahnya karena air masih terus masuk.

Menurut Ridho, sebelumnya banjir tersebut mencapai tinggi yang lebih dalam dan kini sudah mulai surut. Meskipun demikian, mereka masih menghadapi masalah dengan genangan air yang tetap ada di sekitar daerah mereka. Sebagai warga di RT 4, mereka harus bekerja keras untuk membuang air selama hampir tiga jam setiap malam agar tidak memperburuk keadaan.

Hingga saat ini, tim dari BPBD dan PMI Kabupaten Tegal telah melakukan kunjungan ke lokasi banjir.

Banjir yang melanda tiga RT tersebut disebabkan oleh meluapnya sungai kecil yang berjarak sekitar 50 meter dari pemukiman warga di RT 5 menuju ke arah timur.

Saat ini, banjir di tiga RT tersebut telah surut dan banyak warga masih harus membersihkan rumah mereka dari lumpur yang dibawa oleh banjir. (TRIBUN JATENG/GUM).

Post Comment